Pagi,
Di ujung setapak kecil sang Mentari berdiri, gurat sendu dirautnya, tetapi matanya awas pada titik kehidupan dibawahnya.
Ia menatapku. Melalui celah-celah dedaunan itu, mencoba menyapaku..
Tapi, aku sedang enggan beramah tamah..
Di saat aku sedang terfokus pada lembaran-lembaran puisi kuno yang sulit kumengerti.
Yang tiap sajaknya bisa membuat mataku berkunang-kunang.
Ya, kamu sama dengan lembaran-lembaran itu..
Setiap kata yang rumit itu seperti jalan pikiranmu yang susah kumengerti.
Lembarannya yang kuno dan rapuh, Sama juga seperti kamu.
Kamu dan segala duniamu. menjadi satu galaksi misterius. yang berputar disekelilingku.
Kamu yang selalu memenuhi sel-sel dinding otakku seperti rumus fisika yang kupelajari saat kelas 1 SMA dulu. tapi tidak dapat kumengerti.
Kamu juga oksigenku. yang tanpanya selama 5 menit pun aku bisa mati.
ya, seperti itu kamu untukku.
Selalu rumit dan tak bisa kumengerti.
Dan kamu selalu ada disetiap detak jantungku berbunyi.
Kamu dan kerumitan unikmu.
Yang selalu jadi misteri penghias hatiku. :)
(N)
No comments:
Post a Comment