Aku rela,
Rela, membuat kamu melupakan sejnak sakit hatimu dan menambah sakit hatiku sendiri.
Aku rela,
Rela meninggalkan segala duniaku, demi masuk ke duniamu.
Aku rela,
Rela kamu bilang serakah, ya, kalo kamu tau, keserakahanku itu semua tentang kamu?
Aku merelakan segala kebahagiaanku demi menghapus air matamu.
Eh, Ya, aku kan hanya sekedar alat pemuas, hanya sekedar tumpahan rasamu tentang dia.
Aku nggak berhak untuk merasa jengah meskipun aku jengah dengan semua ini. Aku ngga punya hak untuk memintamu menaikkan levelku menjadi penjaga hatimu, karena aku tahu kamu akan langsung menolak proposalku. Okelah, mungkin kamu ngga nolak, tapi kamu tetap berkata akan memikirkannya, dan berusaha membuatku lupa akan proposalku sendiri.
Menggelikan.
Iya menggelikan, menjadi boneka atas percobaanmu. Kamu hancurkan, robek-robek boneka itu sampai tak berbentuk, lalu kamu jahit lagi setelah kamu puas merobeknya. ya kan?
Mungkin kisah kita selamanya bakalan tetep seperti itu. karena tak seorangpun berani melangkahkan diri keluar dari zonanya masing-masing. Apa pendapatku salah?
Kisah ini bakalan tetep jadi kaya baju di jemuran belakang rumah, yang diombang-ambingkan oleh angin. Dan sekeras apapun itu ngga bakalan berubah menjadi kisah yang mirip sama Film Habibie & Ainun. apa aku salah lagi? :)
Coba deh kamu pikirin? Siapa yang lebih menderita disini?
Kita sama-sama jadi orang ketiga,
Kamu... orang ketiga dalam kisahnya..
dan
Aku ... orang ketiga atas, kisah mu dengannya..
Apa aku salah lagi??
No comments:
Post a Comment