Saat ini mungkin hanya keheningan yang dapat mengerti aku, ya , Keheningan.
Mereka diam dan mendengarkan aku..
Sedang titik-titik hujan diluar sana?
Mereka egois?! , Berisik semaunya sendiri, mereka pikir aku butuh, mendengarkan dengungan mereka dari teras rumahku? Tidak?!
Ya, kutegaskan sekali lagi, Tidak..
Bagiku sekarang hujan itu sesuatu yang cengeng..
Hei, bukan berarti aku tidak suka hujan, hanya saja aku M.U.A.K. !, Muak, sekali dengan rongrongan mereka, yang katanya sendu, menghanyutkan.
Apalagi kenyataan bahwa hujan membawa memori tentang kamu, tentang kamu yang terdiam, mematung mengagumi air jatuh itu.
Dan lagi Bodohnya, aku hanyut bersamamu, menatap titik" air yang jatuh..
Hanyut menikmati melodi dari titik"hujan yang jatuh ditanah, di genting, di dedaunan itu..
Padahal jika kutelaah seksama..
Kamu seperti air hujan itu akhirnya,,
Sama,
Pertama nampak, namun kemudian menjelma jadi embun..
Sebenarnya, kenyataannya aku yang dibodohi olehmu,
atau
aku yang dengan suka rela menjadi bodoh karena perasaanku terhadapmu..
Oh, Okelah,, anggap sesuka hatimu,
Anggap saja aku gila,
Marah terhadapmu lewat Tulisan yang kuanggap Bodoh ini juga..
Oh aku salah, salah, aku bukan marah terhadapmu, tapi marah terhadap kebodohanku,,
Eh iya, mana mungkin kamu sadar akan kenyataan,,
Yang kamu lihat semua cuma Ilusi kamu kan?
Sedangkan kenyataan yang sebenarnya
Kamu lebih memilih membuangnya
Seperti aku, melihat kamu,
Seperti khayalan manis di ujung senja, manis.. Sendu.
Tapi semakin lama semakin gelap. dan kelam..
Kegelisahan.. semua menumpuk di satu waktu.
Bayangan tentangmu..
Ilusi itu...
Seperti hasil karya abstrak..
Tidak bisa dimengerti maksudnya..
Bukan tidak bisa sih tapi lebih tepat disebut sulit.
Kamu juga begitu..
Karena didepan matamu. ada kabut, yang ingin menang sendiri..
Eh ini luapan dari hatiku..
Kemarahanku sendiri,,
Bukan untukmu...Bukan untuk Kamu banggakan.
Bukan untuk kamu lontar-lontarkan ke khalayak?!
Eh ?! Aku bicara padamu?!!
Pada kepala batumu juga?!
Aku bukan bicara pada otakmu, tapi hatimu lebih tepatnya.
Ya, hatimu.
No comments:
Post a Comment