Wangi lembab merasuk di alam heningku
Menguak lagi memoriku di masa lampau
Di dalam kereta besi
Dan iringan sonata sendu
Kamu, Terdiam .. Bagai Elang
Matamu awas, menerkam jalanan basah
Yang berkelok
Kalau saja bukan karena ulah sang Hujan
Jalanan itu takkan menciptakan memori
Seperti ini..
Hm...
Sepertinya aku terlalu sering menyalahkan Sang Hujan..
Hingga pelangi di sebelahku terlihat garang..
" Kamu tahu tidak? Jika tidak ada Hujan, Pelangi tidak bisa muncul.." , ujarnya dengan tersenyum
" Aku suka Hujan, seperti aku suka Matahari.. Berkat mereka aku bisa melihat Pelangi..", ungkapnya jujur
Tampak dari sudut matanya yang seperti bulan sabit..
Ialah Pelangiku
Yang memberi arti cinta pertama kali
Yang memberi arti sedih pertama kali
Yang memberi arti kata tulus pertama kali
Pelangi yang hanya bisa kulihat
Pelangi yang memendarkan 7 warna dari satu titik
Ia juga yang memberi arti Setia
Dan juga Candu
Pelangiku
Selalu dalam hatiku...
Dan ia masih tetap sosok pelangi
Dari hariku yang gelap
Ia yang datang dan memberi paket tawa dan warna dalam hidupku..
Dan sang hujan...
Yang memberiku pelangi..
Aku ... Berterimakasih padamu.. dan kenangan tentangmu..
No comments:
Post a Comment