Showing posts with label Puisi galau.. Show all posts
Showing posts with label Puisi galau.. Show all posts

January 18, 2013

Berkabung Bersama Mendung

Aku sudah lupa rasanya mengerjapkan mata katerna Matahariku,
Aku gagu rasanya, bersentuhan dengan sedikit matahariku

Kamu tau Kenapa?

Karena aku sudah hidup bersama mendung untuk waktu yang lama,
 Mengertikah kamu bagaimana rasanya ?
Berada di tempat yang mengerikan tanpa adanya cahaya?

Hanya matahari yang kuharapkan ditengah dingin ini..
Aku benci dingin..

Aku butuh matahariku,
Untuk menghangatkan hatiku yang sudah kaku.

Mungkin,,
Matahari masih tak bisa melihatku
Karena ada mendung yang menyelimutinya...
Heran. Dia matahari tapi tak kuasa atas mendung.
Harusnya bisa saja ia menghalau mendung itu untuk jadi hujan

Benar kan?

Ternyata matahari masih belum bisa berpikir waras.


January 08, 2013

Hujan dan Pelangi

Wangi lembab merasuk di alam heningku
Menguak lagi memoriku di masa lampau
Di dalam kereta besi 
Dan iringan sonata sendu
Kamu, Terdiam .. Bagai Elang
Matamu awas, menerkam jalanan basah
Yang berkelok
Kalau saja bukan karena ulah sang Hujan
Jalanan itu takkan menciptakan memori 
Seperti ini..

Hm... 
Sepertinya aku terlalu sering menyalahkan Sang Hujan..
Hingga pelangi di sebelahku terlihat garang..

" Kamu tahu tidak? Jika tidak ada Hujan, Pelangi tidak bisa muncul.." , ujarnya dengan tersenyum

" Aku suka Hujan, seperti aku suka Matahari.. Berkat mereka aku bisa melihat Pelangi..", ungkapnya jujur

Tampak dari sudut matanya yang seperti bulan sabit.. 

Ialah Pelangiku
Yang memberi arti cinta pertama kali
Yang memberi arti sedih pertama kali
Yang memberi arti kata tulus pertama kali
Pelangi yang hanya bisa kulihat 
Pelangi yang memendarkan 7 warna dari satu titik
Ia juga yang memberi arti Setia
Dan juga Candu

Pelangiku
Selalu dalam hatiku...

Dan ia masih tetap sosok pelangi
Dari hariku yang gelap
Ia yang datang dan memberi paket tawa dan warna dalam hidupku..

Dan sang hujan... 
Yang memberiku pelangi..
Aku ... Berterimakasih padamu.. dan kenangan tentangmu..

December 31, 2012

Di Sudut Tahun..

Bau hujan masih tetap seperti ini
Masih tetap sama, seperti terakhir kali 
Aku bersamamu
Berdua, menari, bercanda
Dibawah langit yang tengah menangis
Menghabiskan waktu
Menghibur langit yang tengah gundah
Berangan-angan tangisnya kan berhenti 
Melihat tawa kita berdua
Tapi nyatanya, tanggapannya berbeda
Langit semakin deras tangisannya
Mungkin ia iri dengan kita berdua yang tertawa lepas,,
Ketika itu aku sangat bahagia,
Bisa melihat kamu tertawa, Lepas
Kau menatapku, Seakan akulah
Matahari , sesuatu yang kau favoritkan
Seakan akulah ... Cahaya dari kehidupanmu

Ingatkah kamu,??
Ketika kau genggam tanganku dan berkata, 
" Hujan ini sangat aku favoritkan, karena kamu disini, Kamu tahu, Aku adalah hujan, dan kamu Matahari,
dan aku bahagia , bisa melihat dan menggenggam matahari ,"
Kamu tersenyum
Tak kurasakan hawa dingin dari sang hujan, mungkin dia benar, hujan itu hangat, karena hangatnya menjalari tangan, pipi dan tubuhku.
Yang kurasa aku bahagia
Dan kebahagiaanku, karena kamu..
Tidak terasa, ini tahun ke 8 aku tanpamu
Dan waktu mulai melangkah kepada tahun ke-9 
Dan mungkin seterusnya akan begitu , tahun demi tahun bertambah satu demi satu
Tanpa bintangku... Tanpa Hujan hangatku,,

Aku Pernah berjanji
Pada diriku sendiri, didepan gundukan tanah yang telah jadi rumahmu.
Jika ada yang namanya reinkarnasi.
Dan kamu juga aku ada di kehidupan yang datang
Aku ingin membuatmu tetap tinggal denganku..
Sehingga aku tak perlu berkata
Kamu orang yang telah pergi..

Tahukah kamu betapa menyakitkannya 
Kalimat
" Kamu adalah orang yang telah pergi?"
Perlukah kutunjukkan rasanya padamu?

Sudah bisa kutebak kamu hanya tertunduk 
Merasa bersalah atas sakit hatiku,, 
Padahal, Aku tak menyalahkanmu..
Tidak pula kusalahkan Tuhan atas airmataku.. 
Aku menyalahkan diriku sendiri , Atas kebodohanku,
Atas ketololanku, Atas kecengenganku menghadapi hidupku.

Dan sekarang 
Hujan, terlihat sangat menyedihkan,
Hujan tak lagi hangat seperti 
Saat ada kamu,
Hujan jadi sesuatu yang menyebalkan
Karena di dalam hujan ada kenanganku dengan kamu
Dan mata sendumu itu 
Seperti kelabunya mendung saat menatapku..

December 15, 2012

Masih Ada Senja di Ufuk Barat

Di Ufuk timur dari sisi senduku
Kau berdiam menatap mentari
Meski silaunya menusuk mata
Entah kenapa, kau betah?!

Juga disana
Di sudut sana
Dari seribu dongeng yang ada
Kau lebih suka memagut kisahmu?!
Meski itu membunuh kamu?!
Kamu tetap bertahan
Bahkan masih sempat tersenyum

Aku sempat berpikir
"Kamu Bodoh!"
Aku tahu
Manusia Hanya bisa berharap..
Tapi, Bukan untuk menyiksa diri?!
Tapi, kamu lebih peduli
Pada seonggok batu di sudut sana?!
Katamu, Bukankah hidup itu untuk berharap?
Meskipun peluangnya hanya 0,1%?

Aku terhenyak, Padamu,
Terkadang, Sang Malam mengusikku
Memberikan kehangatan dalam heningku
Yang seharusnya itu oleh kamu,
Tapi senja lebih menarik, daripada kelam.

Hahaha....
Aku terganggu juga..
Aku juga Bodoh?!
Harapan membodohiku
Cinta membodohiku
Bukannya Benci, Tapi malah Terjerat

Padahal, jika kamu mau menyadari,
Apa yang terjadi itu, 
Terjadi di depan?!
Masih ada detik-detik kecil 
Menunggu untuk Dilangkahi,, 
Salah?! 
Detik-detik kecil itu tak pernah menunggu
Mereka terus berlari 
Bahkan sampai Kita tak sanggup berlari lagi,

Seharusnya,
Bukan untuk melongokkan kepala 
Pada sisi lalu lagi,,
Padahal....


Jika kamu sadari, Mau menyadari
Ada titik-titik hujan 
Yang terjatuh demi kamu..

Tapi kamu tak peduli,
Dan tetap termangu 
Pada bulan yang di pucuk
Menatap, Mengenang seonggok batu.

Keyakinan terkadang bisa membunuh,
Kebutaan terkadang menyurukkan kita,
Tapi kamu tersenyum,
Menganggap itu rintangan. 
atau bahkan 
Kebodohanmu?

Kamu ingin seperti merpati, katamu?
Kamu terima diperlakukan seperti itu?
Dianggap angin lalu oleh mentarimu?

Tapi aku tidak?!
Aku Tak Bisa?!
Sampai di sudut tahun ini,
Kamu masih jadi merpati bagi batu itu,
Dan di sudut tahun ini, Aku
Hilang....


November 19, 2012

Malam Dan Sang Surya

Malam di sudut kesendirian
Malam melambakan tangannya padasang surya
Di ujung senja
Malam mulai berkelana
Menghentakkan jiwa-jiwa tanpa rupa,
Menyambut bintang dan kunang
Malam tahu
Disisi lain
Surya menebar kehidupan
Malam juga tahu
Ia dan sang surya tak bersambut
Malam semakin sendu
Ia melambai pada temaram
Tapi malam tetap tak tenang
Di koyaknya bintang
Di tutupinya dengan mendung
Malam di serbu pilu
Sang surya datang
Tapi oh...
Percuma?!?!?!?!
Malam telah pergi mencari surya disisi lain
Meski akhirnya mereka tetap tak bertemu...?!