February 21, 2014

Aku dan Ingatan.

Terkadang apa yang kita simpan di memori selama apapun itu akan kembali di detik tak terduga.

Yang aku tau dan aku ingat.

Kamu pernah sebut aku keheningan.
Yang menemanimu menghabiskan malam.

Kamu juga pernah sebut aku Kafein.
Yang selalu menjadi candu ketika kamu ingin.

Eh.
Ingatan juga membuka memori ketika
Kamu menyuruhku menyeduh secangkir pekat pahit tanpa gula.
"Kenapa?", tanyaku.
"Karena manisnya sudah ku sesap di ujung bibirmu", katamu tersenyum.

Kembali kau berkutat dengan uap dan cangkirmu.

Kamu juga pernah bilang aku seperti Nikotin.
Yang selalu mememanimu dalam kesunyian.

Haha..

Sepertinya inspirasimu masih seputar Kafein dan Nikotin...
Akan bertahan sampai berapa lama Inspirasimu itu?

Sampai Kafein hanya tinggal Ampas di dasar cangkirmu kah?
Atau sampai Nikotin di tanganmu hanya tinggal abu ?

Eh. Aku lupa, Kamu bahkan bisa menanam rindu pada tumpukan ampas di dasar cangkirmu yang dalam itukan?
dan kamu juga bisa Mengubur kenangan dari tumpukan abu di asbakmu. :)

Kamu memang serba bisa.

Bahkan, Mungkin tak ada yang menandingimu.

Oke mereka inspirasimu.
Jadi, biarkan kamu jadi Inspirasiku.

Yang saat ini masih dengan angkuhnya memenuhi catatan di Diary kecilku.
Dan mungkin ketika kamu menolak jadi inspirasiku.
Aku bisa menertawakan Onggokkan sampah itu.

Haha...
Benar Bukan?
Hai, Dear Ricochet.
Sang Penguasa yang Adil?

No comments:

Post a Comment