February 28, 2014

Kamulah hening dan Akulah Ribut

Ketika hening yang bercerita.. Kira-kira apakah yang akan Ia ceritakan?
Keheningan itu kamu. Gelap, seperti Kopi pekat. Americano yang aku suka kala aku merasa pasti.

Kamu keheningan yang menjadi candu di dalam hari-hariku. Hari-hariku yang berisik.
Pernahkah kamu sadar? dalam diam aku memperhatikanmu.Memperhatikan senyummu. Tingkah lakumu.
Gerikmu, Candamu.
Kamu sudah berani masuk kedalam hatiku diam-diam. Dan bodohnya penjaga gerbang di hatiku tampaknya juga terlena sama cover depan kamu.
Kamu yang selalu kritis terhadap perkembangan politik Indonesia yang selalu penuh Drama.
Hei aku juga sama, tapi entah kenapa, kalau itu kamu semua berbeda.
Wajahmu tegas. Kamu kelahiran 93 tapi itu tak terlihat di wajahmu.
Mungkin tinggimu yang hampir sama sepertiku yang membuatmu terlihat muda, Rambutmu yang biasanya gondrong, kini menjadi cepak, dan kamu pun terasa berbeda. Lebih mempesona.
Tawamu yang khas. Melengking tegas. Dan suara bariton itu.

Tahukah kamu? Jantungku terasa hilang berlari sembunyi. berdebar kencang. Kala sosok heningmu dalam Sweater putih kebesaran itu menghampiriku. Kacamata frame putih yang selalu kamu lepas ketika berhadapan denganku. Tanpa kata saat itu. Aku terpaku sebenarnya, tersihir kecantikan senyum ber behel milikmu.
Ha!? Kamu bakat jadi penghipnotis rupanya?

Kembali, ke celotehan-celotehan kita di Jejaring burung biru muda, Kamu. Masih dengan ke Kritisanmu.
Dan sekali kata-katamu menohok aku. "Yek stalkingan". Aku tahu kamu bercanda.
tapi jujur itu yang kulakukan. Mengetahui salah satu progres tebaru dari ke Kritisanmu terhadap Bobroknya Politik Indonesia. Aku heran, kamu bercita-cita menjadi CEO entah kenapa, kamu malah lebih terlihat sebagai calon Politikus. Oh oke, Tuhan Maha Asyik katamu.

Bagiku, Tuhan itu Maha Puitis. Tuhan bisa nyiptain skenario Dramatis, Tuhan punya Alternatif.
Iya. Asyik, Dan entah aku selalu bisa sependapat denganmu. Eh, ngga juga sih kita berbeda pendapat saat menentukan Jargon Acara jurusan kita. Dimana aku adalah panitia yang sama satu sub acara denganmu. hanya berbeda sie saja.. Kamu konsumsi dan aku Keamanan.. Terbalik kan? Ya itulah kita. Selalu saling melengkapi.

Aku suka caramu. Aku suka kecerdasanmu. tapi aku kurang cinta kesarkatisanmu.
Entah Kata-katamu selalu bisa menohok aku.

Ketika Kamu khawatir pada keadaanku saja aku sudah melonjak bahagia. Padahal. Si Cina itu yang lebih dekat denganku saja tak menanyakan keadaanku. Ia hanya menanyakan Kediri aman atau tidak. Gila saja. emang aku emaknya? emang aku sie keamanannya Kediri? kenapa tidak bertanya pada Kedirinya sendiri.
Oke aku marah, aku marah karena orang yang dulunya aku agungkan malah tidak peduli pada keadaanku sama sekali. aku marah sekali. aku benci.

Kini, aku tak ingin jatuh terlalu dalam. Bukan apa-apa, sakit kalau harus menghadapi kenyataan jatuh dan terluka lagi padahal luka yang lama belum kering. Ya itulah aku, Selalu ceroboh. Bahkan dalam hal cinta.
Aku muak. iya Muak. Muak sama semua. .
Sama sifatku, Sama sifat gengsi tinggiku, hashh,.
Bukankah. Karena tulang rusuk & pemiliknya takkan pernah trtukar & akan bertemu pada saat yang tepat menurut ilmu-Nya.."
Itu yang aku percaya sampai detik ini.
Oke aku memang pernah terjebak rasa pada orang berbeda agama. tapi kali ini Dia ada pada sisi yang sama. Kenapa tidak kugantungkan hidupku padanya,.
Oh tidaakkkk... aku belum percaya. aku masih meragu.

Dan kamu dear. Keheningan. Semoga Tuhan yang Maha Asyik membaca surat kecilku ini.

No comments:

Post a Comment